Jumat, 17 Mei 2013

Manajemen Energi



Pengertian

Energi merupakan salah satu sumber daya yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam memproduksi barang. Penggunaan yang efektif dan efisien, sebagai langkah konservasi energi, dikenal sebagai manajemen energi. Manajemen Energi Terpadu (MET) adalah suatu aktifitas manajemen energi yang berdisiplin, terorganisasi dan terstruktur menuju penggunaan energi yang lebih efisien, tanpa mengurangi tingkat produksi, kualitas serta ketentuan keselamatan dan pencemaran lingkungan. Prinsip yang mendasari MET adalah efektifitas dalam biaya. Seperti halnya investasi dalam bidang lainnya, konservasi energi hanya dilakukan bila secara komersial layak dipertanggung jawabkan. Dengan demikian MET melibatkan evaluasi baik secara teknis maupun financial.

Pendekatan secara sistematis dan terstruktur terhadap manajemen energi sangat dibutuhkan dalam usaha mengidentifikasikan dan merealisasikan potensi penghematan yang ada. Manajemen Energi Terpadu memberikan manfaat pada perusahaan atau organisasi melalui:
a.    Penurunan biaya operasi
b.    Peningkatan keuntungan
c.    Meminimumkan pengaruh load shedding
d.    Peningkatan potensi untuk kesinambungan pertumbuhan pasar
e.   Pemberian dasar pertimbangan dalam usaha memodernisasikan perusahaan atau organisasi.

Manajemen energi adalah suatu proses penerapan ilmu manajemen di bidang energi untuk meningkatkan efektifitas pemakaian energi pada suatu perusahaan atau organisasi. Selain itu manajemen energi juga mempelajari teknik dan cara pemakaian suatu barang agar seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan dan organisasi.

Sementara itu di industri, manajemen industri telah banyak dilakukan baik oleh pemerintah, swasta maupun konsultan. Sayangnya, rekomendasi yang disampaikan dalam laporan ternyata banyak yang belum atau tidak dilaksanakan karena berbagai alasan. Ini berarti ada sesuatu yang belum jelas atau salah, kemungkinan karena manajemen energi belum dipahami oleh manager perusahaan atau dapat juga disebabkan kesalahan dalam penyelenggaraan manajemen energi maupun dalam penyusunan rekomendasi.Kegagalan dalam membuat rekomendasi umumnya disebabkan kurangnya data yang tersedia, semakin lengkap data (data yang relevan) semakin akurat analisis dan rekomendasi yang dihasilkan. 

Kurangnya data biasanya disebabkan oleh terbatasnya latar belakang pengetahuan para petugas pelaksana atau fasilitas yang diaudit, lebih buruk lagi auditor tidak menanyakan secara tepat yang harus ditanyakan atau yang ingin diperoleh karena pengetahuan petugas pengelola fasilitas, proses atau sistem sangat terbatas. Padahal yang penting dalam manajemen energi adalah adanya komunikasi dan kerjasama yang baik dapat diperoleh dengan cara:
a.  Meyakinkan staf atau karyawan dari suatu perusahaan atau organisasi bahwa mereka adalah bagian dari tim dan kehadiran tim audit disini bukanlah sebagai pemeriksa 

b.    Menjelaskan bahwa perubahan operasi, sistem mungkin direkomendasikan adalah untuk menghemat energi.
c.   Meyakinkan staf atau karyawan dari suatu perusahaan atau organisasi bahwa penghematan energi adalah penghematan biaya yang pada gilirannya akan memberi keuntungan untuk bagi semua komponen dalam perusahaan atau organisasi tersebut serta akan meningkatkan keselamatan dan lingkungan kerja.

Unsur Utama Manajemen Energi
Tujuan manajemen energi terpadu adalah untuk memperoleh penghematan biaya energi pada fasilitas-fasilitas industri sehingga pemakaian energi dapat ditekan secara memadai tanpa menurunkan jumlah dan mutu produksinya.Unsur-unsur utama dalam manajemen energi adalah :
a)  Komitmen ManajemenKeterlibatan manajemen puncak sangat dibutuhkan untuk memulai dan menjaga kelangsungan program Manajemen Energi Terpadu (MET) yang efektif. Manajemen puncak harus menganggap bahwa biaya energi adalah sebagai salah satu sumber daya yang dapat memberikan sumbangan berupa keuntungan dan perkembangan perusahaan.Sebagai suatu sumber daya, biaya energi dapat dikelola agar didapatkan keuntungan perbaikan hasil dari modernisasi perusahaan atau organisasi. Usaha-usaha yang perlu dilakukan manajemen dalam keterlibatannya dengan MET antara lain:

·  Menentukan sasaran yang penuh tantangan tetapi realistis dalam usaha untuk mengurangi biaya energi dalam periode tertentu.
·      Menetapkan kebijaksanaan yang dianggap perlu untuk mencapai sasaran tersebut.
· Menunjuk seorang Manajer Energi, sebagai penangggung jawab masalah manajemen dan pengawasan dalam pelaksanaan MET.
·   Melibatkan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
· Memantau kemajuan program MET, dalam hal anggaran, jadwal dan penyelesaiannya.
·       Mengevaluasi secara periodic untung rugi program MET dan kalau perlu merubah sasaran program.
·  Membandingkan Return on Investment (ROI) investasi konversi dengan ROI rencana investasi lainnya.
·         Memberi pengarahan dan dukungan sepenuhnya.
Bagian terpenting dari keterlibatan manajemen adalah menunjuk organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi program manajemen energi. Biasanya terdiri dari dua tingkat, yakni pembentukan Komite Energi dan menunjuk Manajer Energi.

b)    Akuntansi Energi
Akuntansi energi adalah menjaga jejak dari harga dan konsumsi energi. Dalam segala kasus, akuntansi energi memerlukan pengukuran. Karena untuk bisa memonitor aliran energi, tidaklah menjadi masalah seberapa besar atau kecil, diperlukan kemampuan untuk mengukur incoming atau outgoing dari energi.Akuntansi energi sendiri merupakan suatu peralatan dasar manajemen yang memanfaatkan konsep dan kegunaan financial cost accounting secara paralel. Konsep yang terpenting dalam akuntansi energi adalah intensitas energi, di mana menggambarkan pemakaian energi untuk setiap unit produksi. Dengan menghitung intensitas energi seorang manager dapat segera mengevaluasi efisiensi prosesnya dan memberikan rekomendasi perubahan-perubahan bilamana diperlukan.Langkah-langkah prosedur akuntansi energi secara umum adalah sebagai berikut:
·  Membuat rancangan baku untuk laporan yang dikeluarkan secara berkala mengenai pemakaian dana efisiensi energi di setiap area atau proses yang menggunakan energi terbesar.
·         Menetapkan prosedur pengumpulan informasi yang diperlukan.
·    Menunjuk penanggung jawab untuk mengumpulkan dan melaporkan data yang dibutuhkan.
·         Mengevaluasi dan menganalisa data yang didapat.
·   Mengambil tindakan untuk mengurangi pemakaian energi dan meningkatkan efisiensi berdasarkan analia data.

c)    Survei Energi Awal
Unsur ini merupakan salah satu sarana manajemen untuk penaksiran secara teknis pola penggunaan dan prosedur manajemen energi tahap awal. Hasil survei ini mencakup rekomendasi penghematan energi melalui perbaikan tanpa biaya atau dengan biaya rendah, dan segera dapat diimplementasikan. Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan survei energi awal adalah sekitar 1-3 hari untuk mengevaluasi perusahaan atau organisasi, dan sekitar 1-2 hari untuk mempersiapkan rekomendasi yang akan diajukan. Akan tetapi hal ini juga bergantung pada besar kecilnya perusahaan atau organisasi yang ditinjau. Secara besar langkah-langkah survey energi awal sebagai berikut:
·    Identifikasi konsumsi dan biaya energi di perusahaan atau organisasi dengan menggunakan bentuk format baku.
·   Evaluasi secara obyektif kondisi perusahaan atau organisasi dan meetode pengoperasiannya.
·    Pemahaman tentang kebijaksanaan dan rencana perusahaan atau organisasi  yang berhubungan dengan energi, seperti perubahan proses peningkatan produksi, modernisasi dan lain-lain.
·    Rekomendasi kegiatan-kegiatan tanpa biaya atau dengan biaya rendah untuk meningkatkan efisien energi.
·         Evaluasi kebutuhan dan ruang lingkup survei energi terinci.

d)    Implementasi Rekomendasi Penghematan Energi
Dengan melalui unsur ini maka penghematan dan peningkatan keuntungan maksimum dapat diwujudkan. Implementasi sangat berkaitan dengan lingkaran MET. Tanpa implementasi, lingkaran MET secara struktur tidak lengkap dan tidak berfungsi mengurangi pemakaian energi dalam pembentukan produk yang telah ditentukan baik jumlah maupun jenisnya.Ada dua cara pokok untuk mencapai penghematan biaya pada suatu perusahaan atau organisasi melalui manajemen energi. Yang pertama dengan cara konservasi energi yaitu usaha pengurangan pemakaian energi untuk menghasilkan produk yang sudah ditentukan jumlah dan jenisnya. Yang kedua melalui diversifikasi bahan bakar, misalnya dengan mengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan batu bara yang relatif lebih murah. 


Prinsip-prinsip Umum Manajemen Energi

Identifikasi prinsip-prinsip dasar manajemen energi adalah suatu hal yang sangat luas jangkauannya karena dengan prinsip-prinsip dasar ini akan sangat membantu dalam cara pendekatan terhadap problem yang akan dihadapi. Prinsip-prinsip dasar itu dapat mempersiapkan dasar untuk pendekatan yang rasional dan penjabaran yang lebih terperinci tentang teknologi yang dibutuhkan. Prinsip yang pertama adalah melihat data historis tentang pemakaian energi. Kadang-kadang terjadi variasi musiman atau perubahan pemakaian energi yang mendadak turun karena terjadi kerusakan mesin atau pemeliharaan mesin tetapi hal itu tidak diketahui. Dengan melihat kembali data-data historis dapat diketahui hal-hal ynag sebelumnya tidak jelas dan bahkan dapat memberikan saran untuk mengkombinasikan beberapa proses operasi yang dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Dengan energi audit akan didapat data pemakaian energi yang terinci dari suatu proses atau mesin tertentu dan dapat terlihat pemakaian energi yang tidak efisien. Dengan meningkatnya pemeliharaan pada suatu perusahaan atau organisasi biasanya akan menghemat pemakaian bahan bakar. Peralatan baru yang lebih efisien dapat menggantikan peralatan lama yang kurang efisien yang tidak akan mengurangi kualitas produksinya bila dibandingkan dengan proses lama yang kurang efisien. Energy Containment berusaha untuk memanfaatkan energi, mengurangi kehilangan dan menggunakan kembali proses yang tersisa yang telah dibuang dari suatu proses atau peralatan (recovered heat). Bahan yang ekonomis maksudnya menggunakan kembali bahan-bahan sisa, mengurangi sampah dan perencanaan bahan sisa (design for salvage), perencanaan produksi (design product) yang mempertimbangkan penggunaan kembali bagian yang terbuang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar